INDIJINES
Sayuran
indijenes (indigenous) merupakan sayuran asli daerah yang telah banyak
diusahakan dan dikonsumsi sejak zaman dahulu atau sayuran introduksi yang telah
berkembang lama dan dikenal masyarakat di suatu daerah tertentu.Sayuran ini
biasanya ditumbuhkan di pekarangan rumah atau di kebun secara komersial dan
dimanfaatkan untuk kepentingan keluarga sendiri seperti dimasak menjadi sayur
atau dimakan mentah (lalaban dengan sambal), atau dijual.Pada kenyataannya di Provinsi
Jawa Barat sayuran indijenes telah memasuki pasar di rumah makan yang digunakan
sebagai lalaban atau sayur.Banyak sayuran indijenes yang dapat berfungsi
sebagai obat untuk suatu jenis penyakit.
Sayuran
indijenes memiliki beberapa karakteristik yang cukup menjanjikan, antara lain
dapat beradaptasi baik dalam kondisi lingkungan yang relatif beragam, merupakan
alternatif sumber protein, vitamin dan mineral. Secara tradisional tanaman
tersebut sudah merupakan salah satu komponen pola tanam.
Konservasi sumber
daya genetik sayuran indijenes merupakan isyu penting pada saat ini, tetapi
tantangan sebenarnya adalah bagaimana mengangkat potensi manfaat sayuran
indijenes agar dapat sejajar atau bersaing dengan sayuran utama yang telah
berkembang lebih dahulu.Pengembangan dan pengenalan sayuran indijenes perlu
mendapat perhatian yang lebih besar mengingat kelompok sayuran ini masih
cenderung terabaikan. Nilai komersial sayuran ini sebenarnya sangat
menjanjikan, akan tetapi masih terbatas pada lokasi tertentu.
Secara garis
besar Jenis sayuran indijenes dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu :
a. sayuran daun
b. sayuran buah
c. sayuran polong
Sebagai contoh
sayuran daun indijenes adalah kenikir (randa midang, Sunda) (Cosmos caudatus),
kemangi (surawung, Sunda) (Ocimum basilium), katuk (Sauropus androgynus), dan
antanan (Centella asiatica).Cara perbanyakan sayuran tersebut melalui biji,
kecuali katuk melalui stek dan antanan melalui anakan (sulur).
Beberapa contoh
sayuran buah indijenes adalah paria (pare, Jawa) yang dikenal dengan bitter
gourd (Momordica charantia), oyong (emes/ gambas) yang dikenal sebagai ridged
gourd (Luffa acutangula), labu (leor Sunda) (Luffa acutangula), dan baligo
(bligo, Jawa) (Benincasa hispida).
Beberapa contoh
sayuran polong indijenes adalah kecipir (jaat) yang dikenal dengan nama
wingbean/ atau goabean (Psophocarpus tetragonolubus), koro roay (ketopes,
Sunda) (Dolichos lablab).
B.
TANAMAN KECIPIR
Kecipir
(Psophocarpus tetragonolobus (L.) D.C.) adalah tumbuhan merambat anggota suku Fabaceae
(Leguminosae). Pucuk dan polong mudanya dimanfaatkan sebagai sayuran.Di
Sumatera dikenal sebagai kacang botol atau kacang belingbing (pantai barat
Sumatera, dan Mnk), dan kacang embing (Palembang).Nama-nama lainnya adalah jaat
(Sd.); cipir, cicipir, kěcipir (Jw.); kělongkang (Bl.), serta biraro (Manado,
Ternate); kacang botor, k. botol, dan k. kumbotor (Ptk.). Dalam bahasa Inggris
disebut sebagai Winged bean, Winged pea, Four-angled bean (mengacu pada bentuk
buahnya); namun juga dinamai Goa bean dan Asparagus pea.
1.Pengenalan
Pelat botani menurut Blanco
Tumbuhannya
merambat, memanjat atau membelit, membentuk semak yang menahun. Dalam budidaya
biasanya diberi penyangga, namun jika dibiarkan akan menutupi permukaan tanah.
Batangnya silindris, beruas-ruas, jarang mengayu, hingga 4 m panjangnya.Berakar
banyak, dengan akar samping yang panjang, menjalar datar dekat permukaan tanah,
sebagian di antaranya menebal, membentuk umbi.
Bunga dan karangan bunga
Daun-daun
majemuk dengan tiga anak daun, duduk daun berselang-seling; daun penumpu bentuk
bundar telur-lanset, panjang lk. 1 cm, tidak rontok; tangkai daun 3–12 cm,
rakis 1,5–5,5 cm. Anak-anak daun berbentuk bundar telur hingga segitiga, 4–15
cm × 3.5–12 cm, membundar atau terpangkas di pangkalnya, meruncing di ujungnya;
pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga tipe kupu-kupu, dalam karangan berisi
2–10 kuntum yang tumbuh dari ketiak daun, tangkai karangan bunga 5–15 cm,
rakisnya 1–10 cm, agak berbulu. Bunga berkelamin dua, bertangkai hingga 5 mm;
kelopaknya dengan tabung sepanjang 4–6 mm, bertaju tidak seragam, hingga 2 mm,
hijau hingga merah-ungu gelap; mahkota biru, biru pucat, krem, atau kemerahan,
dengan bendera hampir bundar atau lonjong-lebar, hingga 4 cm × 3.5 cm,
sayap-sayap dan lunasnya sedikit lebih pendek; benang sari 10, dalam dua tukal
(9 + 1); bakal buah menumpang. Buah polong bentuk garis atau lonjong memanjang,
berbentuk segiempat dengan sudut bersayap yang beringgit, 6–40 cm × 2–3,5 cm,
berwarna hijau sewaktu muda dan menjadi hitam dan kering bila tua, berbiji 5–21
butir. Karena bentuknya yang bersayap mirip atau bahkan menyerupai sedikit
dengan belimbing, di Sumatera tumbuhan ini dikenal dengan nama kacang
bělingbing (Mink.). Bijinya bulat dengan diameter 5–10 mm, berwarna kuning,
cokelat hingga hitam, kadang-kadang putih, kadang-kadang berbintik.
2.Kegunaan
Biji kecipir tua, tidak
dimasak
Nilai nutrisi per 100 g (3.5 oz)
Energi 1,711 kJ (409 kcal)
Karbohidrat 41.7
g
- Serat pangan 25.9 g
Lemak 16.3 g
- tak jenuh 2.3 g
- tak jenuh tunggal 6
g
- tak jenuh majemuk 4.3 g
Protein 29.65 g
Thiamine (Vit. B1) 1.03
mg (79%)
Riboflavin (Vit. B2) 0.45
mg (30%)
Niacin (Vit. B3) 3.09 mg (21%)
Asam Pantothenat (B5) 0.795 mg
(16%)
Vitamin B6 0.175 mg
(13%)
Folat (Vit. B9) 45 μg (11%)
Kalsium 440 mg
(44%)
Besi 13.44 mg (108%)
Magnesium 179 mg (48%)
Mangan 3.721 mg
(186%)
Fosfor 451 mg (64%)
Kalium 977 mg (21%)
Natrium 38 mg
(2%)
Seng 4.48 mg (45%)
3.Polong
kecipir muda siap disayur
Di Indonesia,
kecipir umumnya ditanam untuk diambil buahnya yang muda, yang beserta pucuk dan
daun-daun yang muda biasanya direbus untuk dijadikan penganan (misalnya untuk
lalap, pecal, atau urap) atau dicampurkan ke dalam sayur. Menurut Rumphius,
umbi akarnya dapat dimakan setelah direbus, namun umbi ini harus dipanen sebelum
buah kecipirnya menjadi tua. Rasa umbinya ini mirip dengan bengkuang.
Biji-bijinya yang tua (Sd. botor, Jw. cipir) dimakan sebagai kacang-kacangan
setelah disangrai terlebih dulu.
Daunnya
berkhasiat obat.Ekstrak daun kecipir pada masa lalu digunakan untuk mengobati
mata yang bengkak dan sakit telinga.Daun kecipir yang diremas dan dicampur adas
pulasari digunakan sebagai obat bisul.Biji dan daun mengandung flavonoid,
saponin, dan tanin.
Kecipir
tergolong tumbuhan penutup tanah dan pupuk hijau efektif karena pertumbuhannya
sangat cepat dan termasuk sebagai pengikat nitrogen dari udara yang paling
baik. Dalam budidaya, tidak diperlukan sama sekali pemupukan N.
Kandungan kimiawi
Biji kecipir
memiliki kandungan protein yang tinggi (27,8-36,6%), demikian pula kandungan
lemaknya (14,8-17,9%), yang menyerupai kandungan zat-zat itu pada kedelai. Biji
tersebut juga mempunyai banyak kandungan fosfor, kalsium, dan magnesium.
Kandungan kalsium tertinggi didapati pada daun-daunnya.Tumbuhan ini juga
mengandung karbohidrat, vitamin C, beserta tocopherol sejenis antioksidan untuk
membuat tubuh lebih banyak menyerap vitamin A yang baik untuk kesehatan mata,
dan air tentunya.
4.Asal-usul
dan agihan
Para ahli
berbeda pendapat mengenai asal usul kecipir; terutama karena tidak didapati
jenis liarnya, semua merupakan jenis yang telah dibudidayakan.Keanekaragaman
kecipir yang tertinggi didapati di Papua, wilayah perbukitan di timur laut
India, serta di wilayah Burma yang bertetangga; sehingga diduga wilayah-wilayah
itu merupakan pusat-pusat domestikasinya. Namun, menurut Setijati Sastrapradja,
asal kecipir adalah berasal dari Indonesia dan Papua Nugini. Kecipir banyak
didapati di Asia Tenggara dan menyukai tanah yang baik serta sinar matahari
yang cukup.Tumbuh baik hingga pada ketinggian 1000 mdpl.Ditanam sebagai tanaman
sampingan pada musim hujan. Pada tahun '80-an di Indonesia, kecipir dipakai
sebagai tanaman sela di antara tanaman pekarangan. Petani-petani ini sadar akan
nilai tinggi kecipir, tapi karena pemasarannya tidak seramai kubis dan
kangkung, akhirnya tumbuhan ini tidak terlalu diusahakan secara komersial.
Sebagian pakar menduga bahwa kecipir diturunkan dari jenis-jenis Psophocarpus
yang lain dari Afrika (misalnya P. grandiflorus atau P. scandens); sementara
pakar yang lain beranggapan bahwa kecipir berasal dari jenis liar Asia yang
kini telah punah.
Pada tahun
'60an, kecipir dipromosikan secara internasional sebagai tanaman serbaguna.Kini
jenis polong ini ditanam di berbagai wilayah tropis dan ugahari di dunia. Pada
tahun 1980, penelitian kecipir sudah mulai berkembang terutama pada negara
berkembang dan Indonesia sendiri, menurut Sastrapradja dkk., "Indonesia
merupakan salah satu dari negara-negara yang menangani penelitian kecipir,
bahkan menyediakan bibit bagi negara-negara lain yang memerlukannya."
Secara
fisiologi, kecipir sangat sensitif dengan frost. Selain itu, ia adalah tumbuhan
hari pendek, hanya berbunga jika panjang hari kurang dari masa kritis (untuk
kecipir 12 jam). Bijinya tertutup cangkang keras, sehingga kadang-kadang
diperlukan perendaman untuk mempercepat perkecambahan.
Apabila hendak
menanam kecipir, lebih baik ditanam pada akhir musim hujan.Ditanam pada akhir
musim hujan karena sudah bisa berbunga pada musim kemarau. Apabila ditanam pada
musim hujan, kecipir akan mengeluarkan daun saja secara-terus menerus dan baru
akan berbunga 9 bulan kemudian. Akibatnya, pertambahan jumlah bunga terganggu
dan buahnya terdesak. Bijinya ini ditanam di atas tanah yang sudah diolah
menjadi bedengan sebagaimana mestinya dengan jarak tanam 60 × 30 cm. Dalam usia
8 hari, biasanya kecipir akan berkecambah. Apabila sudah dewasa, berilah
tongkat sebagai tempat untuk merambat.
Kecipir
diperbanyak pada awal musim hujan, dan berbunga pada 7-8 minggu setelah ditanam
untuk jenis genjah, dan setelah 3-4 bulan bagi yang lambat berbunga.Polong muda
dapat dipetik pada 10-11 minggu buat jenis genjah.Pembudidayaan tumbuhan ini
masih dilakukan secara sederhana pada awal 1980.
Kecipir adalah
sejenis sayuran yang dimanfaatkan buahnya untuk dimakan.Sayuran ini termasuk
jenis sayur yang pohonnya berbentuk perdu.Selain mengandung serat yang cukup,
kecipir juga mengandung mineral yang baik untuk tubuh.Pada dasarnya kecipir
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kecipir berbunga biru dan berbunga putih. Kecipir
berbunga biru adalah jenis kecipir yang mempunyai biji besar dan memiliki
panjang buah antara 15 – 20 cm. Kecipir berbunga putih adalah jenis kecipir
yang mempunyai biji kecil dan panjang buah antara 30 – 40 cm. Cara menanam
kecipir sangat mudah, lahan yang diperlukan juga tidak menuntut tingkat
kesuburan yang tinggi. Jika Anda tertarik melakukan budidaya,
5.Penanaman
dan Pembudidayaan Buah
Lahan tanam yang
akan ditanami kecipir diberikan pupuk kandang/kompos 1-2 minggu sebelum di
tanami. Setelah itu lahan dicangkul atau dibajak agar tanah menjadi gembur dan
pupuk dasar bisa tercampur rata.Kemudian lahan dibuat bedengan memanjang sesuai
luas lahan.Setelah itu buat lubang berjarak 1-2 m untuk lubang tanam
kecipir.Kemudian tanam bibit pada lubang-lubang yang tersedia, untuk setiap
lubang isi dengan dua benih kecipir.Siram secara rutin tiap pagi dan sore hari
terlebih saat masa tanam awal.Penanaman kecipir tanpa melalui pembenihan
sehingga benih kecipir yang sudah siap tanam ditanam pada lubang tanam. Beri
ajir setinggi 2 m pada saat tanaman sudah tumbuh 10 cm. Lakukan pemupukan pada
usia tanam 1 bulan dan ulangi di bulan yang berikutnya. Pantau keadaan tanaman
dan siangi secara berkala. Hindarkan dari hama dan penyakit yang mungkin menyerang
tanaman, gunakan pestisida untuk membasminya. Masa panen kecipir buah adalah
3-4 bulan setelah masa tanam.
6.Penanaman
untuk budidaya benih
Selain dapat
dijual buahnya untuk dikonsumsi, kecipir juga dapat dijual sebagai benih. Pada
dasarnya juga sama seperti penanaman untuk konsumsi buah, hanya saja ada
perlakuan khusus yaitu dengan penjarakan dan penyeleksian. Penjarakan betujuan
untuk melakukan penanaman secara terpisah agar tidak terjadi penyerbukan
silang. Meskipun pada dasarnya kecipir menyerbuki dirinya sendiri, akan tetapi
penyerbukan silang bisa terjadi lewat serangga. Sedangkan penyeleksian adalah
proses pemilihan bibit yang baik dari setiap pohon dan membuang bibit yang
kurang baik untuk dijadikan bakal benih. Selanjutnya benih bisa dipanen saat
polong sudah berwarna kecoklatan dan berusia tanam sekitar 120 hari setelah
tanam. Memanennya cukup dipetik dan disimpan ditempat kering dengan sebelumnya
dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar airnya sekitar 8.0 – 10.0 %.
Rata-rata jumlah biji dalam polong berkisar antara 5 – 17 biji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar